23 Januari 2009
Aplikasi EM Peternakan
Beberapa Cara Aplikasi EM-4 Peternakan antara lain :
1. Air Minum
Campuran EM dengan konsentrasi ½ - 1% dalam air minum ternak, diberikan setiap hari. Hindari penggunaan antibiotika melalui minum agar EM tidak mati. Bersihkan bak air minum dan tempat minum ternak setiap hari. Pathogen dalam saluran pencernaan dan ada pada tempat minum akan tertekan, ternak menjadi lebih sehat.
2. Pakan
Semprotkan EM pada pakan yang segera akan diberikan, EM akan meresap dalam pakan dan masuk kesaluran pencernaan makanan bersama makanan.
3. Sanitasi Kandang
Semprot kandang, kotoran termasuk hewan ternak piaraan. Untuk menanggulangi bau busuk, menekan berbagai pathogen yang ada pada bulu dan kulit ternak, bulu atau kulit ternak akan lebih cerah dan bersih
4. Jamu Ternak
EM dapat dipergunakan untuk membuat jamu ternak. Pada ternak ayam dan bebek jamu dapat diberikan setiap hari dengan konsesntrasi 1 %, bila telah menggunakan jamu ternak pemberian EM pada air minum tidak diperlukan lagi, peternak ayam dan bebek membuat jamu sendiri dengan ramuan tradisional yang terdiri dari jahe, kencur, kunir, laos, bawang putih dan daun sirih. Bahan-bahan ini dirajang halus direndam/fermentasi dengan EM dan molase. Setelah seminggu jamu sudah siap dipakai. Bila diperhatikan dengan jamu ternak dari EM, kuning telur lebih tebal, bau amis berkurang sehingga sangat baik digunakan untuk telur asin. Orang - orang yang biasanya alergi telur, dengan telur EM tidak alergi lagi.
5. Silase
Sapi, kerbau kambing telah biasa diberikan silase larutan pada musim kemarau saat rumput juga sulit didapat. Em dapat digunakan sebagai probiotik pembuatan silase, rumput kering, jerami, pohon jagung kering dan lain-lain dapat diolah menjadi pakan ternak dengan dipotong kecil-kecil terlebih dahulu, potongan rumput kering ini ditaruh dalam bak drum atau tempat lain, ditaburi dedak halus dan disiram dengan EM sampai lembab dan dipadatkan. Pembuatan silase dilakukan secara berlapis lapis, dengan cara seperti diatas. Adonan ini kemudian ditutup rapat agar suasananya anaerob, setelah 5 hari adonan sudah berbau tape dan siap diberikan pada ternak. Karena proses fermentasi, kandungan gizi silase lebih tinggi dari asalnya dan dapat disimpan lebih lama untuk memenuhi kebutuhan pakan pada saat musim kemarau.
6.Pakan daur ulang
Pakan daur ulang dapat dilakukan pada peternakan ayam petelur, cara ini sangat membantu peternak pada saat harga telur menurun dan harga pakan naik. Pembuatanya cukup sederhana. Kotoran ayam dijemur kering, digiling dan dicampur dengan dedak, disiram dengan EM dan molase lalu difermentasikan dalam keadaan anaerob. Fermentasi hanya diperlukan 24 jam dan pakan daur ulang ini dicampur dengan konsentrat lagi pada saat pemberian. Biaya dapat ditekan sampai dengan 28 % dengan kesehatan dan produktifitas seperti semula.
Aplikasi EM Lingkungan
Pengolahan Limbah Organik Cair
Pengolahan limbah dengan teknologi EM merupakan cara pengolahan limbah secara biologis, yaitu melalui proses fermentasi. Fermentasi tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan mikroorganisme efektif untuk aktif dan berkembangbiak lebih banyak sehingga dapat bekerja dengan efisien dan optimal sebelum dituangkan ke IPAL.
Campurkan EM-4 + Molase + air bersih (1 : 1 : 18) secara merata kemudian fermentasi selama 5-7 hari, lalu tuangkan pada limbah secara kontinyu sesuai dengan debit air limbah masuk (inlet), kemudian diberikan perlakuan mekanis dengan aerator/blower sederhana. Untuk memperoleh hasil yang bagus, penambahan larutan EM-4 dapat dilakukan setiap hari.
Pengolahan Limbah (Sampah) Organik Padat
EM Bokashi Padat
Cara Pembuatan Bokashi Padat Sampah : Campurkan sampah organik dan bahan organik lainnya secara merata, kemudian tuang larutan EM-4 berangsur dan merata. Kandungan air semestinya berkisar antara 30–40 % dan suhu dipertahankan 50C. Selanjutnya fermentasi sekitar 5–7 hari dalam keadaan tertutup. Lakukan pengadukan/pembalikan apabila suhu > 50C. Pupuk sudah matang dan siap digunakan bila memberikan bau khas yang sedap dan ditumbuhi jamur putih. Bila berbau busuk, maka pembuatan bokashi tidak berhasil atau gagal.
EM Bokashi Cair
Cara Pembuatan Bokashi Cair : Campurkan 1 liter EM4 + 1 liter Molase + 100 liter air + bahan organik lainnya secara merata kemudian fermentasi selama 5-7 hari. Lakukan pengadukan setiap hari sampai kandungan gasnya habis. Selanjutnya campurkan 1 liter EM bokashi cair dengan 10 liter air dan disiramkan pada tanaman, tanah atau bahan organik. Lakukan secara teratur 1–2 minggu sekali.
Aplikasi EM Kesehatan
Dari kemampuan yang dimiliki oleh EM maka teknologi EM dapat diterapkan dalam berbagai kegiatan dibidang lingkungan seperti :
1. Pengolahan Limbah Rumah Tangga
• Siramkan larutan EM Aktif dengan konsentrasi 1-10 cc per liter pada got, closet, tempat cuci piring, dll. Untuk mengurangi bau yang kurang sedap, lakukan setiap saat (sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu).
• Kumpulkan limbah dapur dalam ember yang berisi saringan dibawahnya, taburi dengan bokashi setiap hari sampai ember tersebut penuh. Limbah padat setelah seminggu akan menjadi bokashi siap pakai dan air leached diencerkan lagi untuk menyiram tanaman di pekarangan.
2. Pengolahan Limbah Padat Pada ternak
• Kumpulkan limbah ternak (kotoran dan sisa pakan ternak), siramkan larutan EM Aktif dengan konsentrasi 1-10% sebanyak 1 liter per m3. Bau busuk limbah akan tertekan dan setelah satu minggu limbah tersebut dapat dipergunakan untuk memupuk tanaman.
3. Pengolahan Limbah Cair.
• Limbah cair dari kencing ternak ditampung, dicampur dengan EM dan molase diencerkan dengan air 20 kali difermentasi selama seminggu. Limbah cair ini akan menjadi bokashi cair, untuk menyiram tanaman setelah diencerkan 500-1000 kali dari volume semula.
4. Penyiraman di TPA
• Siramkan EM Aktif dengan konsentrasi 1-2 per seribu (1-2 liter per m3 air) pagi dan sore hari. Bau busuk berangsur-angsur berkurang, populasi lalat, kecoa dan serangga lainnya juga akan menurun.
5. Memperbaiki Kualitas Air Sungai, Danau, Pantai, dll.
• Siramkan EM Aktif secara berkesinambungan
• Lemparkan Bokashi Dango (Bokashi tanah liat) kedalam sungai, danau, pantai.
Manfaatnya :
• Air sungai menjadi jernih, Lumpur tergerus dan bau busuk berkurang.
• Air laut jernih, biota laut (Phyto dan Zoo Plangton tambah baik, kerang-kerangan, ikan berkembang dengan baik.
Aplikasi EM4 Perikanan
1. EM Aktif
Dibuat dari EM-4 Perikanan dan molase yang dicampur dengan air sampai mencapai 20 kali kemudian difermentasi selama seminggu. Dalam pemanfaatannya dituangkan langsung ke tambak dengan dosis 1.500 liter / Ha. Dengan frekuensi pemberian 3 – 7 hari sekali sampai panen.
2. EM-5.
EM-5 adalah campuran dari arak, cuka EM-4 molase dan air. Cara pembuatan dan pengemasannya dengan FPE. EM-5 ini adalah pestisidaorganik dengan teknologi EM untuk memberantas hama khusus untuk EM-5 dapat disimpan sampai 3 bulan asalkan tidak terkontaminasi pathogen
3. Ekstrak bawang putih dengan EM-5
Campurkan 1 Kg. bawang putih yang telah diblender dengan 1 liter EM-5 dan tambahkan 8 liter air kemudian aduk secara merata dan gunakan setelah disimpan selama 24 jam. Gunakan pada pemberian pakan pertama dengan dosis 1 L/ 10 Kg.
4. Ekstrak pisang dengan EM-Aktif
Campurkan 10 Kg. pisang yang telah diblender dengan 20 liter EM-Aktif dan aduk secara merata dan simpanlah selama 24 jam sebelum digunakan.
Gunakan pada pemberian pakan kedua, ketiga dan seterusnya. Dengan dosis 1 liter / 10 Kg. pakan.
Aplikasi Untuk Pengolahan Tanah Dasar Tambak
- Setelah tanah dikeringkan dan dicangkul atau dibajak, rendam dengan air sedalam 20 cm kemudian disiram dengan EM4 sebanyak 6 liter / ha. Biarkan selama 4 – 7 hari dan keringkan kembali selama 4 hari.
- Tanah dikapur sebanyak 300 Kg / ha dan pupuk dengan EM-Bokashi 1-5 ton/ha
- Diisi air dengan ketinggian 20 cm lalu siram dengan EM4 sebanyak 6 leter / ha, biarkan selama 1 minggu.
- Tambahkan air hingga mencapai ketinggian 60-80 cm, lalu siramkan EM4 6- 8 liter/ha. Biarkan selama 1 minggu hingga menjelang benur ditebar.
Pada Masa Pemeliharaan
Setelah benur berumur 1 bulan, siramkan EM4 sebanyak 1-3 ppm/minggu/ha atau pada saat penggantian air sesuai dengan kondisi air.
NB. 1 ppm = 1 : 1.000.000 ( bila ketinggian air 60 cm, maka diperlukan EM4 sebanyak 6 liter/ha)
Teknologi EM Bidang Pertanian
Aplikasi teknologi EM bidang pertanian dapat dilakukan dalam bentuk :
- Bokashi Padat
- Bokashi Cair
- EM Aktif
- Fermentasi Ektrak Tanaman
- Fermentasi Sari Buah
- Fermentasi Kaldu Ikan
- EM-5
1. Bokashi Padat
Merupakan pupuk organic yang dibuat dari kotoran hewan, sampah, organic, jerami, sekam, serbuk kayu, serasah dan lain – lain, dicampur ( dedak, disiram, dengan EM dan Molase, selanjutnya difermentasi. Setelah difermentasi 1-2 minggu campuran bahan organic telah menjadi pupuk siap pakai, ditandai dengan adanya bau tape serta miselium putih dari cendawan mukor. Penggunaannya dibenamkan kedalam tanah disekitar daerah perakaran tanaman. Pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman akan lebih baik lagi bila disertai siraman EM-aktif setiap 1 – 2 minggu sekali.
2. Bokashi Cair
Dibuat dari kencing hewan ( sapi, babi, kelinci ) diberi/dicampu dengan EM dan molase difermentasi selama kurang lebih seminggu. Cara penggunaanya dicampur dengan air disiramkan ke tanah disekitar daerah perakaran. Sangat baik disiramkan diatas taburan bokashi. Enggunaan secara rutin selain memperbaiki fisik dan kimia tanah, dapat menekan berbagai pathogen secara efektif.
3. Fermentasi Ektrak Tanaman
Formula ini lebih dikenal dengan nama fermented plant ekstrak (FPE) FPE dapat dibuat dari campuran berbagai tanaman rempah dan obat, tanaman yang berbau khas diambil daunnya saja, batang, kulit akar maupun buah. Bagian-bagian tanaman ini diektrak dan difermentasi dengan EM dan molase selama seminggu.
4. EM Aktif
Dibuat dari EM asli dan molase yang dicampur dengan air sampai mencapai 20 kali kemudian difermentasi selama seminggu. Dalam pemanfaatannya diencerkan lagi dengan air sampai mencapai konsentrasi 1-2 permil disemprotkan pada daun tanaman atau disiramkan kedalam tanah. FPE dapat dipergunakan sebagai pengganti pestisida maupun fungisida, disemprotkan pada daun diatas tanah. Setiap hama biasanya peka terhadap ramuan tertentu. Meramu FPE merupakana seni tersendiri.. Banyak petani membuat ramuan sendiri untuk memberantas hamanya, tetapi Pak Oles telah membuat ramuan siap pakai yang diberi nama SAFERTO-5 ( Sari Fermentasi Tanaman Obat ) FPE disemprotkan pada tanaman secara berkesinambungan setiap 2 minggu. Karena pengaruh antioksidan dan bau yang khas, hama tidak kerasan dan pergi meninggalkan tanaman dengan tidak akan ada eksplosi dari hama.
5. Fermentasi Sari buah
Pada musim buah-buahan yang terbuang Buah-buah yang telah masak ini banyak mengandung nutrisi. Buah ini dapat diolah menjadi pupuk cair disemprotkan pada daun setelah buah-buahan diekstrak dan difermentasi dengan EM dan Molase. Produksi yang serupa namun bahannya dari rumput laut, telah dibuat oleh pak Oles dengan merek dagang SARULA-3. Penyemprotan tanaman secara rutin dengan formula ini dapat memacu pertumbuhan tanaman, merangsang pembentukan bunga dan buah.
6.Fermentasi Kaldu Ikan
Seperti halnya sari buah, kaldu ikan juga kaya akan nutrisi, kaldu ikan dapat dibuat menjadi pupuk cair disiramkan kedalam tanah untuk memperbaiki fisik, kimia, dan biologi tanah. Dalam pembuatannya ikan dipotong kecil-kecil direbus dan setelah kaldunya dingin difermentasi dengan air dan molase. Fermentasinya lebih lama sekitar 1 bulan. Fermented Fish Emulsion ini siap pakai bila telah tercium bau alcohol. Bila busuk berarti pembuatannya gagal karena terkontaminasi pathogen.
7.EM-5
EM-5 adalah campuran dari arak, cuka EM-4 molase dan air. Cara pembuatan dan pengemasannya dengan FPE. EM-5 ini adalah pestisidaorganik dengan teknologi EM untuk memberantas hama khusus untuk EM-5 dapat disimpan sampai 3 bulan asalkan tidak terkontaminasi pathogen. Berdasarkan jenis tanaman yang diusahakan serta type tanah, aplikasikan teknologi EM dibidang pertanian dibedakan dalam 3 cara :
- Aplikasi EM dilahan basah untuk tanaman padi sawah
- Aplikasi EM dilahan kering untuk tanaman palawija, sayuran dan tanaman semusim
- Aplikasi EM dilahan kering untuk tanaman tahunan seperti buah-buahan, cengkeh, kopi, kakau dan lain-lain.
PENGELOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA
Sampah Rumah Tangga terdiri dari sampah organik dan anorganik.
Sampah organik dibagi dua yaitu :
- Sampah Organik Hijau (sisa sayur mayur dari dapur)
Contohnya : tangkai/daun singkong, papaya, kangkung, bayam, kulit terong, wortel, labuh siam, ubi, singkong, kulit buah-buahan, nanas, pisang, nangka, daun pisang, semangka, ampas kelapa, sisa sayur / lauk pauk, dan sampah dari kebum (rumput, daun-daun kering/basah) . - Sampah Organik Hewan yang dimakan seperti ikan, udang, ayam, daging, telur dan sejenisnya.
Sampah anorganik yaitu berupa bahan-bahan seperti kertas, karton, besek, kaleng, bermacam-macam jenis plastik, styrofoam, dll.
Sampah organik hijau dipisahkan dari sampah organik hewan agar kedua bahan ini bisa diproses tersendiri untuk dijadikan kompos. Sedangkan sampah anorganik berupa plastik dikurangi pemakaiannya, memakai ulang barang-barang yang diperlukan, didaur ulang, yang masih bersih dikumpulkan dan diberikan kepada pemulung.
Sampah anorganik yang dapat didaur ulang misalnya :
- kemasan-kemasan plastik untuk dijadikan tas.
- Botol plastik bekas dapat dibuat menjadi tutup gelas.
- Gelas plastik bekas dapat dibuat pot-pot tanaman
Sampah yang bersih dapat dijual/diberikan pada pemulung. Misalnya karton, kardus, styrofoam, besek, botol, plastik-plastik kemasan makanan, kantong-kantong plastik, koran, majalah, kertas-kertas, dan sebagainya. Jenis-jenis yang bersih ini pisahkan dalam satu kantong, langsung saja diberikan pada pemulung tanpa dibuang ke bak sampah terlebih dahulu.
Sampah yang benar-benar kotor dan kita tidak bisa mendaur ulang, tidak layak diberikan pada pemulung. Inilah yang dibuang dalam bak sampah. Dengan demikian kita dapat membantu mengurangi volume sampah yang dibuang di TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Mendaur Ulang Sampah Dapur Rumah Tangga
Alternatif 1 :
Siapkan :
- Kardus
- Bantalan yang dibuat dari sabut kelapa yang dibungkus dengan kasa nyamuk plastik
- 5-6 kg kompos yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan
- Sampah yang telah dipotong-potong ukuran 2 - -4 cm
- Alat pengaduk
- Karung plastik yang berpori-pori (untuk membungkus kardus) atau keranjang tempat cucian baju kotor (takakura).
Cara membuat :
- Letakkan bantalan sabut kelapa diatas adukan kompos + sampah
- Lakukan lapis demi lapis sampai kardus penuh. Kardus disimpan di dalam keranjang (takakura) atau bungkus dengan karung plastik yang berpori. Letakkan ditempat yang tidak terkena hujan dan terik matahari. Setiap 3-4 hari dibuka dan diaduk-aduk, lakukan terus sampai seluruh sampah menjadi hitam, hancur.
- Sampah telah berubah menjadi kompos siap pakai/dijual. (untuk dijual, diayak terlebih dahulu). Jika kardus pertama penuh, buatlah kardus kedua, dst.
Alternatif 2 :
- Wadah drum, ember plastik atau gentong
- Wadah diberi lubang didasarnya untuk pertukaran udara
- Bahan sampah yang dipotong 2 â 4 cm
- Mikroorganisma pengurai sebagai aktivator. Contohnya EM-4, Starbio, Temban. Bahan-bahan ini bisa diganti dengan kompos dari tumbuh-tumbuhan.
- Air
- Alat pengaduk.
Cara membuat :
- Bahan sampah dimasukkan didalam wadah selapis, kemudian ditambahkan kompos atau mikroorganisma pengurai
- Lakukan terus menerus selapis demi selapis sampai wadah penuh
- Disiram dengan air secara merata
- Pada hari ke 5 -7, media dapat diaduk-aduk. Pengadukan diulang setiap lima hari dan dihentikan sampai sampah menjadi hitam dan hancur.
- Sampah telah berubah menjadi kompos.
Catatan :
Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan. Salah satu faktor yang sangat menentukan suhu adalah tingginya tumpukan. Tumpukan lahan yang terlalu rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas. Ini disebabkan tidak adanya cukup material untuk menahan panas yang dilepaskan sehingga mikroorganisma tidak akan berkembang secara wajar. Sebaliknya bila timbunan terlalu tinggi, akan terjadi kepadatan bahan organic yang diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan tidak ada udara di dalam timbunan. Tinggi timbunan yang memenuhi syarat adalah 1,2 â 2,0 meter dan suhu ideal selama proses pengomposan adalah 40 derajat-50 derajat C.
Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan, maka pH timbunan harus diusahakan tidak terlalu rendah. Namun, pH timbunan yang rendah dapat dicegah dengan pemberian kapur, abu dapur atau abu kayu.
Bahan mentah yang baik untuk penguraian atau perombakan berkadar air 50 â 70 %. Bahan dari hijauan biasanya tidak memerlukan tambahan air, sedangkan cabang tanaman yang kering atau rumput-rumputan harus diberi air saat dilakukan penimbunan. Kelembaban timbunan secara menyeluruh diusahakan sekitar 40 â 60 %.
Pada saat pengomposan akan timbul asap dari panas yang dikeluarkan. Hal ini akan mengakibatkan timbunan bahan menjadi kering. Agar hal ini dapat diketahui sedini mungkin, ke dalam timbunan perlu ditancapkan bambu panjang.
DESA MONDORETNO , Masalah sampah harus segera di Atasi
16 Januari 2009
Mondoretno At View : XIE MON DO
Salah satu sudut jalanan Xie Mon Do, bersih , indah dengan suasana asri yang menyejukkan hati. " Kebersihan adalah sebagian dari iman ".
Kenampakan Xie Mon Do pada arah barat daya 43 derajat, pada ketinggian 24 meter diatas permukaan bumi.
Xie Mon do, dusun kecil dibawah naungan gunung sumbing yang gagah menjulang, sebuah harmonisasi indah antara manusia dan alam sekitar.
90% penduduk Xie Mon Do bermatapencaharian sebagai petani yang saat ini sudah menggunakan sistem pertanian yang lebih modern. Tampak area persawahan di kawasan Xie Mon Do saat musim tanam padi menjelang.
Bersambung..........................................
10 Januari 2009
PELETAKAN BATU PERTAMA
09 Januari 2009
Tata Cara Pembuatan Kompos Cair
Dalam pengolahan kompos ini, peran masyarakat cukup tinggi. Karena budaya ini lebih efektif bila dimulai dari rumah sendiri, yaiu menumbuhkan kebiasaan untuk memisahkan sampah kering (non-organik) dan sampah basah (organik). Kenapa harus dipisahkan? karena kedua sampah tersebut pemanfaatannya berbeda, yakni : sampah kering bisa didaur ulang menjadi berbagai macam barang, sedangkan sampah organik bisa dimanfaatkan menjadi kompos dan pupuk cair. Pupuk yang dihasilkan dari sampah organik ini biasa disebut dengan pupuk organik. Selain menyehatkan lingkungan, keunggulan lain dari pupuk organik ini adalah dapat membantu revitalisasi produktivitas tanah, menekan biaya usaha tani, serta meningkatkan kualitas produk.
Pada dasarnya, sampah organik tidak hanya bisa dibuat menjadi kompos atau pupuk padat, tetapi bisa juga dibuat sebagai pupuk cair. Pupuk cair ini mempunyai banyak manfaat. Mulai dari fungsinya sebagai pupuk, hingga sebagai aktivator untuk membuat kompos.
Untuk membuat kompos cair dibutuhkan alat atau wadah yang disebut komposter. Yakni sebuah tempat yang dibuat dari tong sampah plastik atau kotak semen yang dimodifikasi dan diletakkan di dalam atau di luar ruangan. Komposter ini bertujuan untuk mengolah semua jenis limbah organik rumah tangga menjadi bermanfaat.
Adapun langkah-langkah untuk melakukan pengomposan dengan menggunakan komposter, adalah sebagai berikut :
1. Pilih sampah organik seperti sisa makanan, sisa sayuran, kulit buah, sisa ikan, dan daging segar agar terpisah dari sampah. Sampah berupa plastik, kardus bekas minyak, oli, beling, dan air sabun harus dipisahkan agar prosesnya berjalan cepat.
2. Sampah yang berukuran besar seperti batang tanaman, sayuran daun, atau kulit buah yang keras sebaiknya dirajang terlebih dahulu agar pembusukannya sempurna. Selain itu, volume sampah yang terapung juga semakin banyak.
3. Siapkan cairan bioaktivator boisca, yakni salah satu bioaktivator yang bisa digunakan untuk mempercepat proses pengomposan. Bioaktivator ini berfungsi untuk membantu mempercepat proses pembusukan.
Tata cara penggunaannya sebagai berikut, Pertama, siapkan sprayer ukuran 1 liter. Kedua, isi sprayer dengan air. Sebaiknya gunakan air sumur karena tidak mengandung kaporit. Namun, jika ingin memakai air PAM, air tersebut harus diendapkan terlebih dahulu selama satu malam. Tujuannya agar kaporitnya menguap. Pasalnya, kaporit di dalam air bisa mematikan mikroba yang ada di dalam boisca. Ketiga, tambahkan boisca ke dalam sprayer dengan perbandingan 1 liter air ditambah dengan 1-2 tutup botol boisca. Dan, Keempat, kocok-kocok sampai merata. Setelah itu, cairan siap digunakan.
4. Setelah sampahnya terkumpul dan dirajang, masukkan seluruhnya ke dalam komposter, lalu semprotkan boisca hingga merata ke seluruh sampah dan tutup rapat komposter.
5. Pada awal pemakaian, komposter baru bisa menghasilkan lindi (air sampah) atau kompos cair setelah dua minggu. Selanjutnya, pemanenan lindi dilakukan setiap 1-2 hari sekali.
Teknik pembuatan kompos cair ini diungkapkan Sukamto Hadisuwito dalam buku Membuat Pupuk Kompos Cair yang diterbitkan oleh AgroMedia Pustaka. Buku ini berisi tentang tip mengolah sampah di rumah sendiri, jenis-jenis pupuk organik padat dan cair, manfaat pupuk organik cair, serta aplikasi pupuk cair pada tanaman.
PENGEMUKAN SAPI POTONG SISTEM KEREMAN
AMONISASI JERAMI PADI UNTUK PAKAN KELUARAN
Di Desa Mondoretno Sekarang ada pengembangan PENGEMUKAN SAPI juda loh
Studi Pemahaman Desa Miskin di Temanggung
• mengetahui penguasaan asset produktif dan faktor pendukungnya,
• mengetahui faktor penghambat usahatani dan analisis pemecahannya, dan
• merancang pola usahatani rumahtangga petani sesuai dengan sumberdaya yang dikuasai, sebagai bahan untuk menyusun program penelitian dan pengkajian serta pengembangan lahan marginal.
Studi dilakukan di 12 desa. Partisipan terdiri dari penyuluh, petani, pedagang hasil pertanian, pengurus Komite Investasi Desa (KID), aparat desa, dan staf dinas lingkup pertanian yang terkait. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi: karakter biofisik, sistem usahatani, sosial ekonomi, potensi dan permasalahan yang ada di lokasi studi.
Berdasarkan bentuk topografi, sistem usahatani dominan dan ketersediaan air untuk usahatani serta ketinggian tempat lokasi studi dibedakan menjadi 3 tipologi yaitu: 1). Topografi landai sampai agak miring, didominasi oleh usahatani padi dan tembakau serta didukung oleh ketersediaan air yang memadai dengan ketinggian tempat berkisar antara 550-700 m.dpl. 2). Topografi agak miring sampai bergelombang yang didominasi oleh usahatani tembakau, jagung, dan ketela pohonserta tanaman tahunan seperti kopi, pisang, aren, cengkeh, sengon, suren, pete, kelapa, durian, dan rumput gajah dengan ketinggian tempat berkisar antara 680-880 m.dpl. 3). Topografi miring dan semakin ke hulu semakin berbukit yang didominasi oleh usahatani sayuran, terutamaa kentang dan tembakau dengan ketinggian1600-1800 m.dpl. Potensi komoditas dominan pada tipologi 1 meliputi: padi, jagung dan sayuran.
Adanya potensi sumber air untuk keperluan irigasi dapat memberikan peluang untuk meningkatkan intensitas pertanaman. Potensi yang dapat ditingkatkan pada tipologi 2 antara lain jagung, kopi, durian, pisang, dan jahe serta ubi kayu. Sedangkan potensi tipologi 3 yang berpeluang untuk terus dikembangkan adalah kentang. Jenis ternak yang dipelihara pada setiap tipologi relatif sama, yaitu sapi, domba, ayam buras dan entog. Jenis ternak yang potensi produksinya masih dapat ditingkatkan terutama adalah domba dan ayam buras. Peningkatan produktivitas domba dapat dilakukan melalui perbaikan kualitas bibit dan kualitas pakan. Peningkatan produktivitas ayam buras dapat dilakukan melalui perbaikan perkawinan, sistem penetasan dan pemeliharaan sampai siap dipasarkan.
Kelembagaan pendukung usahatani yang berkembang adalah gotong royong pengolahan lahan, tanam dan panen. Keberadaan kelembagaan ini dapat menekan biaya tunai untuk upah tenaga kerja dan mempercepat proses pengolahan lahan sehingga tanam dapat tepat waktu. Selain itu juga terdapat kelembagaan kelompok tani yang relatif belum berperan dalam pengembangan usahatani karena koordinasi dan manajemen kelompok belum kondusif.
Pada ketiga tipologi, permasalahan dan akar penyebab masalah dalam usahatani tembakau adalah sama yaitu masalah harga jual yang berpengaruh terhadap pendapatan petani. Selain usahatani tembakau, pada ketiga tipologi memiliki permasalahan dan akar penyebab yang secara spesifik berbeda. Perbedaan permasalahan dan akar penyebabnya sangat dipengaruhi oleh komoditas tanaman yang dominan serta ketinggian tempat. Pada tipologi 3 permasalahan dan penyebab akar masalah berbeda bila dibandingkan tipologi 1 terutama dalam masalah sumber air dan transportasi angkutan.
Permasalahan transportasi angkutan dan prasarana jalan berdampak pada biaya yang dikeluarkan untuk membawa hasil pertanian relatif tinggi. Permasalahan lain yang dijumpai untuk usahatani tanaman adalah manajemen dan teknologi perbenihan, pemupukan, hama dan penyakit serta kelembagaan. Sedangkan pada usaha ternak permasalahan yang dijumpai adalah ketersediaan bibit dan pakan serta teknik pemeliharaan. Pada tipologi 2 dan 3 adalah kesuburan tanah yang relatif rendah dan erosi.
Untuk mengatasi permasalahan yang ada sebaiknya ada integrasi aktivitas antar komponen proyek. Sebagai contoh adalah adanya kegiatan perbaikan pada komponen 1 ([emberdayaan petani untuk mengembangkan inovasi produksi dan agribisnis) akan didukung oleh kegiatan inovasi teknologi dan diseminasi yang ada pada komponen 3 (inovasi teknologi pertanian dan diseminasi). Kegiatan pada TA. 2004 studi pemahaman desa miskin secara partisipatif di Kabupaten Temanggung baru pada tahapan apresiasi. Pada apresiasi tersebut disepakati pelaksanaan studi akan dilaksanakan pada lokasi yang mewakili tipologi lahan dataran tinggi dan dataran medium. Dataran tinggi maupun dataran medium yang dipilih didasarkan pada perbedaan komoditas unggulan dan sarana / prasarana pendukung usahatani.
OASE....Ku !
OASE
( Organisasi Anak Semondo )
Kata OASE tidaklah asing bagi kita , merupakan sumber mata air ditengah padang pasir , dimana domba dan manusia bisa memanfaatkan untuk sumber kehidupan, OASE disini adalah Organisasi Kepemudaan Dusun Semondo , dimana Misi dan Visi dari Oase sendiri adalah : memberikan kontribusi bagi pembangunan desa Menuju masyarakat yang sejahtera .
OASE di motori oleh Seorang Pemuda Pelopor MAS PAWIT WALSIDI ( KEMBUK) adalah sebagai ketua Pemuda , dimana banyak program yang telah dicanangkan, salah satunya adalah membuat pemikiran yang kedepan dalam perubahan di Desa Mondoretno.
08 Januari 2009
DISIPLIN dan DISIPLIN
Keberhasilan Rencana Kerja Kepala Desa harus juga Di dukung Kinerja dari Perangkat Desa , jadi salaing mengisi dan saling support. Bpk SUBAGIYO ( KEPALA DESA ) selalau memberikan arahan untuk bisa meningkatkan Profesional dalam hal kerja, karena tantangan semakin komplek. Semoga Kinerja Perangkat Desa Semakin hari semakin DISIPLIN , jangan makan GAJI BUAT . ( tintan73)