Tujuan:• mengidentifikasi potensi, kendala, dan masalah serta peluang pengembangan lahan marginal di lokasi PFI3P Kabupaten Temanggung.
• mengetahui penguasaan asset produktif dan faktor pendukungnya,
• mengetahui faktor penghambat usahatani dan analisis pemecahannya, dan
• merancang pola usahatani rumahtangga petani sesuai dengan sumberdaya yang dikuasai, sebagai bahan untuk menyusun program penelitian dan pengkajian serta pengembangan lahan marginal.
Studi dilakukan di 12 desa. Partisipan terdiri dari penyuluh, petani, pedagang hasil pertanian, pengurus Komite Investasi Desa (KID), aparat desa, dan staf dinas lingkup pertanian yang terkait. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi: karakter biofisik, sistem usahatani, sosial ekonomi, potensi dan permasalahan yang ada di lokasi studi.
Berdasarkan bentuk topografi, sistem usahatani dominan dan ketersediaan air untuk usahatani serta ketinggian tempat lokasi studi dibedakan menjadi 3 tipologi yaitu: 1). Topografi landai sampai agak miring, didominasi oleh usahatani padi dan tembakau serta didukung oleh ketersediaan air yang memadai dengan ketinggian tempat berkisar antara 550-700 m.dpl. 2). Topografi agak miring sampai bergelombang yang didominasi oleh usahatani tembakau, jagung, dan ketela pohonserta tanaman tahunan seperti kopi, pisang, aren, cengkeh, sengon, suren, pete, kelapa, durian, dan rumput gajah dengan ketinggian tempat berkisar antara 680-880 m.dpl. 3). Topografi miring dan semakin ke hulu semakin berbukit yang didominasi oleh usahatani sayuran, terutamaa kentang dan tembakau dengan ketinggian1600-1800 m.dpl. Potensi komoditas dominan pada tipologi 1 meliputi: padi, jagung dan sayuran.
Adanya potensi sumber air untuk keperluan irigasi dapat memberikan peluang untuk meningkatkan intensitas pertanaman. Potensi yang dapat ditingkatkan pada tipologi 2 antara lain jagung, kopi, durian, pisang, dan jahe serta ubi kayu. Sedangkan potensi tipologi 3 yang berpeluang untuk terus dikembangkan adalah kentang. Jenis ternak yang dipelihara pada setiap tipologi relatif sama, yaitu sapi, domba, ayam buras dan entog. Jenis ternak yang potensi produksinya masih dapat ditingkatkan terutama adalah domba dan ayam buras. Peningkatan produktivitas domba dapat dilakukan melalui perbaikan kualitas bibit dan kualitas pakan. Peningkatan produktivitas ayam buras dapat dilakukan melalui perbaikan perkawinan, sistem penetasan dan pemeliharaan sampai siap dipasarkan.
Kelembagaan pendukung usahatani yang berkembang adalah gotong royong pengolahan lahan, tanam dan panen. Keberadaan kelembagaan ini dapat menekan biaya tunai untuk upah tenaga kerja dan mempercepat proses pengolahan lahan sehingga tanam dapat tepat waktu. Selain itu juga terdapat kelembagaan kelompok tani yang relatif belum berperan dalam pengembangan usahatani karena koordinasi dan manajemen kelompok belum kondusif.
Pada ketiga tipologi, permasalahan dan akar penyebab masalah dalam usahatani tembakau adalah sama yaitu masalah harga jual yang berpengaruh terhadap pendapatan petani. Selain usahatani tembakau, pada ketiga tipologi memiliki permasalahan dan akar penyebab yang secara spesifik berbeda. Perbedaan permasalahan dan akar penyebabnya sangat dipengaruhi oleh komoditas tanaman yang dominan serta ketinggian tempat. Pada tipologi 3 permasalahan dan penyebab akar masalah berbeda bila dibandingkan tipologi 1 terutama dalam masalah sumber air dan transportasi angkutan.
Permasalahan transportasi angkutan dan prasarana jalan berdampak pada biaya yang dikeluarkan untuk membawa hasil pertanian relatif tinggi. Permasalahan lain yang dijumpai untuk usahatani tanaman adalah manajemen dan teknologi perbenihan, pemupukan, hama dan penyakit serta kelembagaan. Sedangkan pada usaha ternak permasalahan yang dijumpai adalah ketersediaan bibit dan pakan serta teknik pemeliharaan. Pada tipologi 2 dan 3 adalah kesuburan tanah yang relatif rendah dan erosi.
Untuk mengatasi permasalahan yang ada sebaiknya ada integrasi aktivitas antar komponen proyek. Sebagai contoh adalah adanya kegiatan perbaikan pada komponen 1 ([emberdayaan petani untuk mengembangkan inovasi produksi dan agribisnis) akan didukung oleh kegiatan inovasi teknologi dan diseminasi yang ada pada komponen 3 (inovasi teknologi pertanian dan diseminasi). Kegiatan pada TA. 2004 studi pemahaman desa miskin secara partisipatif di Kabupaten Temanggung baru pada tahapan apresiasi. Pada apresiasi tersebut disepakati pelaksanaan studi akan dilaksanakan pada lokasi yang mewakili tipologi lahan dataran tinggi dan dataran medium. Dataran tinggi maupun dataran medium yang dipilih didasarkan pada perbedaan komoditas unggulan dan sarana / prasarana pendukung usahatani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar